Sabtu, 20 Mei 2017

Cerita Sex | Nikmatnya Ngentot Sama Ibu Guru

Cerita Dewasa ML Dengan Ibu Guru Yang Haus Seks ! Rani adalah seorang guru sejarah disalah satu sekolah SMA. Umurnya 30 tahun, cerai tanpa anak.Ibu guru Rani sangat cantik, kata orang dia mirip Demi Moore di film Striptease. Tingginya 170 dan beratnya sekitar 50 kg serta ukuran payudaranya 36B. Semua murid-muridnya, terutama yang laki-laki pengin banget melihat tubuh polosnya telanjang. Suatu hari Rani terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Anto harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Anto juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya. Bagi Rani, kedatangan Anto ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.

”Sudah selesai Anto?”, Rani masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Anto selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.

”Hampir bu .. !!! Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..

””Iya..””Bu Rani, Saya sudah selesai”, Anto masuk ke ruang tengah sambil membawa pekerjaannya.

”Ibu dimana?

””Ada di kamar.., Anto sebentar ya”, Rani berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul. Begitu ia keluar, mata Anto nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Rani membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.

”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Anto merah karena malu, karena Rani tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.

”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?

””Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar.. ””oo…, begitu to?

””Anto kamu mau menolong saya?”, Rani merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.


”Apa Ibu?”, tubuh Anto bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Rani yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.
”Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.

”Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perjaka ya?”.Muka Anto langsung saja merah mendengar perkataan Rani

”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya. Rani kemudian duduk di pangkuan Anto. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Rani yang agresif karena haus akan kehangatan dan Anto yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Rani yang mengeras. Lidah Rani menjelajahi mulut Anto, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular. Setelah puas, Rani kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.

”Lepaskan pakaiannmu Anto”, Rani berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.

”Ahh cepat Anto”, Rani mendesah tidak sabar. Anto kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.

”Anto…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Anto meletakkan tangannya di dada Rani yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Rani yang montok itu.

”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dengan semangat Anto melakukan apa yang gurunya katakan.

”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Rani tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk,

“Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”. Tubuh Rani menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.

”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Rani mendekap erat kepala Anto ke payudaranya. Anto semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Anto makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.

”mm…, nakal kamu”, Rani tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.
”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Anto menurut saja. Duduk diantara kaki Rani yang membuka lebar. Rani kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.

”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Anto memasuki vaginanya.

”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…? ””Iya..

””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Anto mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.

”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Rani mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Anto.

”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Anto tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.

”Oohh…, Antoo…, mm”, tubuh Rani telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan. Tangan Anto semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.

”Ooaahh…, Anntoo”, Tangan Rani mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.

”Hmm…, kamu lihai Anto…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Anto menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.

”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Rani segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut. Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Rina. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Anto merintih keenakan.

”Ahh…, enakk…,enakk”, Anto tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Rani. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Rani.

”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Anto di dalam mulut Rani, Rani pun segera menjilati cairan itu hingga tuntas.

”Hmm…, manis rasanya Anto”, Rani masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”. Ketika Rani sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.

”Anto…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Anto yang masih tegang berat mendorong Rani ke kulkas.Gelas yang dipegang Rani jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Rani kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.

”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Rani berteriak, saat Anto menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.

”Antoo…, enakk…, ohh…, ohh”. Tubuh Rani bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Anto satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.

”Ibu menikmati ini khan”, bisik Anto di telinganya”Ahh…, hh”, Rani hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.

”Jawab…, Ibu”, dengan keras Anto mengulangi sodokannya.

”Ahh…,iyaa””Anto…, Anto jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Rani telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Anto yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Rina.”Ahh”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar